Pelatihan Pembuatan Arang Briket oleh Mahasiswa KKN UNS 2025 Kelompok 133 di Desa Kepyar
Dibuat : 2025-02-10 21:41:09
Wonogiri, 7 Februari 2025 – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam Kelompok KKN 133 melaksanakan pelatihan pembuatan arang briket di Desa Kepyar, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan serta mengajarkan teknik pembuatannya secara langsung. Informasi lebih lanjut mengenai UNS dapat ditemukan di situs resmi kampus, https://uns.ac.id/.
Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK dalam Pemanfaatan Energi Alternatif
Sebagian besar warga Desa Kepyar masih mengandalkan kayu bakar sebagai sumber energi utama untuk memasak. Hal ini berkontribusi terhadap deforestasi serta polusi udara akibat asap yang dihasilkan. Untuk mengatasi tantangan tersebut, mahasiswa KKN UNS merancang program pembuatan arang briket dengan sasaran utama ibu-ibu PKK sebagai kelompok yang paling banyak menggunakan bahan bakar rumah tangga. Informasi terkait perkembangan desa ini juga dapat diakses melalui situs resmi Desa Kepyar di https://kepyar-wonogiri.com/.
Ketua Kelompok KKN 133, Alif, mengungkapkan bahwa arang briket yang diperkenalkan dalam pelatihan ini dibuat dari berbagai limbah organik, seperti serbuk gergaji, tempurung kelapa, dan sisa hasil pertanian. “Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang melimpah di lingkungan sekitar, warga dapat memperoleh bahan bakar alternatif yang lebih hemat biaya dan berkelanjutan,” jelasnya.
Tahapan Pembuatan Arang Briket
Selama kegiatan berlangsung, peserta mendapatkan pelatihan mengenai setiap tahapan dalam pembuatan arang briket, mulai dari pengumpulan bahan baku, proses karbonisasi, pencampuran dengan perekat alami, pencetakan, hingga tahap pengeringan. Mahasiswa KKN juga melakukan pendampingan agar peserta dapat memahami proses ini dengan lebih baik dan mampu menerapkannya secara mandiri.
Habib, salah satu mahasiswa yang bertanggung jawab dalam pelatihan ini, menjelaskan bahwa setelah bahan baku dikarbonisasi, hasilnya dihaluskan dan dicampur dengan perekat alami seperti tepung kanji. Campuran tersebut kemudian dicetak dan dikeringkan sebelum bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Dampak Positif bagi Warga Desa
Pelatihan ini mendapat respon positif dari warga, terutama dari ibu-ibu PKK. Salah satu peserta, Ibu Eni, menyampaikan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. “Kami biasanya hanya membuang limbah janggel jagung begitu saja, tapi sekarang bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang lebih ekonomis,” katanya.
Selain sebagai alternatif pengganti kayu bakar, penggunaan arang briket juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan warga terhadap gas LPG yang harganya tidak stabil. Lebih jauh, program ini membuka peluang usaha baru bagi masyarakat yang ingin mengembangkan produksi dan penjualan arang briket secara mandiri. Kegiatan ini juga terus didokumentasikan dan dibagikan oleh kelompok KKN 133 melalui akun media sosial mereka di Instagram, yang dapat diakses di https://www.instagram.com/sambangkepyar.
Harapan dan Keberlanjutan Program
Melalui pelatihan ini, mahasiswa KKN UNS berharap agar warga Desa Kepyar dapat terus menerapkan dan mengembangkan keterampilan yang telah diperoleh. Dengan pemanfaatan energi terbarukan, diharapkan masyarakat dapat mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan kayu bakar secara berlebihan.
“Harapan kami, ibu-ibu PKK dan warga lainnya bisa mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan. Jika dikelola dengan baik, produksi arang briket ini juga bisa menjadi peluang usaha yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ketua KKN 133.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi mahasiswa dalam membantu masyarakat menemukan solusi energi yang lebih berkelanjutan. Program ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, yang menekankan pentingnya akses terhadap energi yang lebih ramah lingkungan dan efisien bagi semua orang.